Perjalanan dimulai dari Pelabuhan Kumai di mana kita harus menyewa kapal kayu atau yang disebut Kelotok oleh masyarakat Kalimantan, di atas kelotok inilah kita akan tinggal selama perjalanan beberapa hari menyusuri sungai Sekonyer dan anak-anak sungainya.
Walau hanya kapal kayu namun fasilitas kelotok yang melayani pelayaran di pusat konservasi Orangutan terbesar di dunia ini juga sangat lengkap, di siang hari atap kapal menjadi tempat bersantai yang mengasyikan untuk menikmati pemandangan alam yang masih asri, dilengkapi dengan kursi malas dan meja makan. Bahkan disebagian kapal juga ada yang menyediakan hammock.
Ada perpustakaan loh di dalam |
Walau hanya kapal kayu namun fasilitas kelotok yang melayani pelayaran di pusat konservasi Orangutan terbesar di dunia ini juga sangat lengkap, di siang hari atap kapal menjadi tempat bersantai yang mengasyikan untuk menikmati pemandangan alam yang masih asri, dilengkapi dengan kursi malas dan meja makan. Bahkan disebagian kapal juga ada yang menyediakan hammock.
Ketika matahari mulai terbenam bagian atas kapal tadi berubah menjadi hotel terapung, kasur-kasur empuk akan digelar oleh para awak kapal dilengkapi dengan kelambu untuk melindungi dari serangan nyamuk.
Tidur di alam terbuka tanpa adanya suara kebisingan kendaraan bermotor, hanya ada suara binatang malam yang bersahut-sahutan adalah satu kenikmatan yang harus kita nikmati di tempat ini.
Bagian atas kapal |
Tidur di alam terbuka tanpa adanya suara kebisingan kendaraan bermotor, hanya ada suara binatang malam yang bersahut-sahutan adalah satu kenikmatan yang harus kita nikmati di tempat ini.
Pelayanan restoran bintang limapun akan kita rasakan ketika tiba jam makan, berbagai macam makanan khas Kalimantan dihidangkan oleh para koki perempuan yang ikut dalam kelotok ini. Walau di atas kapal jangan khawatir dengan masalah MCK anda, toilet jongkok dan shower modern telah terintegrasi dengan kapal kayu ini, bahkan ada juga sebagian kapal yang sudah punya hot and cool shower.
Begitu tiba di salah satu camp yang ada, kita akan berjalan kaki menuju tempat feeding melalui jalan setapak yang bervariasi, dari jalan yang penuh semak belukar sampai hutan yang rimbun dan berlumut.
Flora khas Borneo seperti Kantong Semar akan dengan mudah kita temui selama perjalanan. Jangan lupa untuk memakai losion anti nyamuk sebelum memulai perjalanan, karena begitu tiba di tempat feeding yang terlinding dari sinar matahari di Pondok Harapan makan nyamuk-nyamuk nakal akan langsung menghisap darah anda, tak perduli apakah itu darah merah atau keturunan darah biru.
Trekking di Hutan |
Ingin pertualangan yang berbeda? Cobalah untuk menyewa kelotok yang lebih kecil, dari Camp Pondok Tanggui menuju Camp Lakey yang ditempuh selama kurang lebih 45 menit akan menjadi tak terasa. Di kelotok yang hanya mampu menampung 5 orang dengan duduk berbaris ketegangan akan lebih berasa, apalagi bagi yang tidak bisa berenang.
Naik kelotok kecil, Berani? |
Tak jarang kita akan bertemu dengan buaya yang sedang mengintai mangsanya di tepi sungai, bayangkan saja apabila buaya tersebut sedang kalap dan menyerang kelotok kecil yang kita tumpangi makan tak ada tempat untuk lari selain menceburkan diri ke sungai. Dan tentunya itu akan lebih beresiko bukan?
Bagi anda yang penggemar pertualangan jangan ragu dan menunda waktu untuk datang ke Pangkalan Bun dan mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting, pertualangan ala Indiana Jones ditambah dengan bonus bertemu dengan Orangutan yang makin langka menungu anda di sini.
Happy Responsible Travel!
Indra Setiawan (Follow @bpborneo)
0 komentar:
Posting Komentar