Tourism Alternative

Mengajukan Visa Australia

https://tourismalternative.blogspot.com/2012/11/mengajukan-visa-australia.html

Posting ini sengaja kami tulis dalam Bahasa Indonesia, karena memang khusus bertujuan untuk sharing pengalaman mengajukan Visa Australia bagi WNI. Kami tidak akan cerita cara step by step nya ya, anda bisa lihat di situs Kedubes Australia untuk hal tersebut. Kami hanya akan ceritakan proses apa saja yang kami lalui.

Kami membeli ticket ke Australia sekitar bulan Juni 2012, pada saat membeli ticket, kami sempat berkonsultasi dengan teman kami Rizky Darmaputera yang pernah tinggal di Australia, dia menyarankan kami beli dulu saja ticketnya. Selama kami pekerja tetap di Indonesia, rasanya visa akan mudah kami dapatkan, begitu tutur Okky. Akhirnya kami nekad membeli ticket yang tidak murah itu... Silahkan membaca cerita kami hunting ticket ke Australia disini ya.. 

Rencana awalnya, kami akan mengajukan visa di bulan Oktober, yang berarti 3 bulan sebelum rencana keberangkatan kami di penghujung tahun 2012. Namun akhirnya kami baru bisa melengkapi semua dokumen pada pertengahan November 2012.


Persiapan Dokumen

Dokumen yang kami sertakan bisa dibilang super lengkap yaitu (masing-masing satu untuk saya dan rene);
- Formulir pengajuan Visa Australia;
- Surat keterangan dari perusahaan;
- Slip gaji beserta bukti potong pajak;
- Rekening koran dan surat referensi bank;
- Fotocopy KTP + akte lahir
- Passport asli (baru+lama) serta copy nya
- Pas foto 1 lembar 4 x 6

Sementara dokumen yang kami submit untuk berdua adalah;
- Fotocopy KK, Surat Nikah
- Ticket pesawat dan booking hotel;
- Surat sponsor dari teman kami di Australia yang akan menjadi tempat menginap kami selama di Sydney;
- Itinerary yang kami buat sendiri lengkap dengan budget nya (bagi anda yang ingin mendapatkan itinerary kami, silahkan email kami ya)

Rene kebetulan googling sehari sebelum libur tgl 15 Nov, dan ternyata pada hari libur nasional tersebut, kantor AVAC beroperasi normal. Yeaayy.. kami senang sekali tidak perlu ijin kantor untuk menyerahkan berkas kami ke kantor AVAC yang terletak di Plaza Abda lantai 22, Sudirman.

Oya kami tidak pernah terpikir untuk mengajukan visa melalui agen, setelah kami baca di paman google betapa mudahnya mengajukan visa australia sendiri. Selain itu tentu saja karena kami tidak rela untuk mengeluarkan biaya tambahan:p

15 November 2012: Penyerahan berkas ke AVAC

Indahnya hari libur kejepit adalah jalanan Sudirman yang lancar dan juga parkiran yang kosong! Kami tiba di Plaza Asia (dahulu Plaza Abda) jam 10 pagi. Karena membaca tidak boleh membawa apapun, kami tinggalkan tas dan segalanya di mobil. Saya hanya membawa S3 tercinta dan Rene hanya membawa dompet. Setelah meninggalkan KTP di satpam basement, kami pun naik lift ke lantai 22 dengan membawa berkas di amplop plastik, sesuai yang disyaratkan.

Di lantai 22 terdapat tempat pengajuan visa untuk Canada, UK dan Dubai. Pagi itu semua tempat pengajuan visa nampak sepi, mungkin banyak yang tidak tahu bahwa mereka tidak libur. Hanya satu tempat yang nampak ramai yaitu foto booth dan tempat fotocopy. Kami sangat menyarankan agar anda sudah membawa fotocopy lengkap atas dokumen yang memang dibutuhkan copy nya. Daripada anda harus antri berdesakan di tempat fotocopy nan mungil di Plaza Asia tersebut.

Tiba di AVAC Australia, Pak Satpam meminta saya mematikan hp dan baru mempersilakan masuk ketika dia sudah yakin hp saya sudah turned off. Kami diberi nomor antrian, dan ketika baru saja duduk, kami langsung dipanggil menuju counter. Memang di barisan kursi itu hampir tidak ada yang duduk. Sekali lagi mungkin karena banyak orang yang tidak tahu bahwa AVAC memiliki hari libur yang berbeda dengan hari libur nasional Indonesia. Jadi silahkan cek ya hari libur nya disini sebelum anda berencana pergi ke AVAC.

Kami diminta untuk menyerahkan dokumen, kemudian petugasnya men-check list dokumen rene satu persatu, kemudian baru dokumen saya. Setelah selesai, kami masing-masing diminta untuk menandatangani checklist tersebut. Setelah itu kami harus membayar biaya pengajuan visa (yang tidak murah itu!) Rp 2.680.000 untuk saya dan rene dengan perincian sbb:

- Pengajuan visa per orang Rp 1.140.000
- Biaya administrasi visa per orang Rp 180,000
- Biaya SMS dan email per orang Rp 20.000 (optional)
untuk sms dan email ini sifatnya optional, jika kita ingin menerima informasi melalui sms dan email atas proses aplikasi kita, baru kita diharuskan membayar Rp 20.000

Proses penyerahan berkas selesai dalam waktu 15 menit. Petugas AVAC yang ramah menjelaskan bahwa kami akan menerima notifikasi 3 kali sbb:
1) Saat dokumen kami diserahkan ke Kedubes Australia;
2) Saat dokumen kami sudah ada di AVAC dan sudah bisa diambil;
3) Saat dokumen sudah kami ambil dari AVAC.

Untuk point 2, pihak AVAC sendiri menerima amplop dalam kondisi tertutup, jadi mereka tidak tahu apakah nanti kondisinya visa kami diterima atau ditolak. Sedangkan untuk point 3, kami boleh datang salah satu saja untuk mengambil dokumen, dan jika diwakilkan harus menggunakan surat kuasa.

Tegang pastinya!! Tapi kami berdua pasrah, kami sudah melengkapi semua dokumen, dan jika memang tidak di approve, berarti memang belum rejeki... Pulang ke rumah, sore hari SMS dan email notifikasi pertama kami terima, dokumen kami sudah diserahkan ke kedubes Australia. Dan kami harus menunggu 15 hari kerja untuk notifikasi kedua. Hmmm rasanya seperti menunggu hasil pengumuman UMPTN!

22 November 2012: Notifikasi Kedua dari AVAC

Tidak disangka notifikasi kedua datang hanya 5 hari kerja setelah notifikasi pertama. Bunyinya kurang lebih bahwa no referensi aplikasi kami sudah selesai diproses dan bisa dokumen bisa diambil di AVAC. 

Saat itu saya sedang di Surabaya untuk acara kantor (bisa dipastikan langsung lemes dan hilang nafsu makan *nah yang ini ilangnya cuman bentar aja tapi), karena notifikasi datang di sore hari, rene tidak sempat ke kantor AVAC pada hari Kamis tsb. Esok harinya rene akan menyusul saya ke Surabaya, sehingga tidak mungkin rene bisa mengambil hasil aplikasi visa kami pada hari Jumat. Walaupun saya tetep usaha dan whatsapp rene "ke AVAC donk hari ini":p  

Hari Jumat siang saking penasarannya, kami putuskan mengirimkan email ke AVAC menanyakan status visa kami. AVAC menyarankan kami untuk mengirimkan email ke Kedubes Australia, karena AVAC tidak mengetahui apakah visa kami di granted atau tidak. Akhirnya kami mengirimkan email kepada pihak kedubes. Dijawab sore itu juga dan pihak kedubes hanya menjawab "your visa application has been finalised" haduh..artinya apa? Diterima atau tidak? Namun sudahlah, saya hanya menjawab thanks for the information. 

Rasanya ingin terbang ke Jakarta sore itu juga, namun kami sudah planning untuk melihat sunrise di Bromo weekend itu. Jadilah kami harus menahan rasa penasaran kami over the weekend.

Oya kami sempat meminta sepupu kami mengambilkan dokumen kami di AVAC, sayangnya sepupu kami ada outing di Bali. Nah dari sepupu kami tsb, kami mendapatkan tambahan info bahwa ketika dia mengajukan visa Australia dan permohonannya ditolak, sms yang dia terima langsung menyatakan bahwa visa nya ditolak. Secercah harapan muncul, mengingat SMS kepada kami tidak berbunyi demikian. Tapi tentunya tetap saja kami penasaran.

26 November 2012: Pengambilan Visa ke AVAC

Akhirnya hari yang ditunggu tiba. Setelah ijin kepada boss dan menyelesaikan seluruh pekerjaan hari itu, saya pun berangkat dari kantor ke Sudirman jam 1 siang. Kenapa saya sendiri? Well, a good question. Tapi beneran setelah apa yang saya alami hari ini, saya akan minta rene untuk mengambil visa kami berikutnya (if any):p Tegang teramat sangat! Amazingly hanya 30 menit saya sudah sampai di Plaza Asia. Saya tiba 01.45, tanpa menunggu saya langsung ke lantai 22, dan menunggu di kantor AVAC australia.

Saya sengaja meninggalkan hp di mobil, jadi sebelum dipanggil, saya coba melakukan observasi di kantor AVAC. Siang itu semua bangku hampir terisi, suasananya sangat kontras dengan hari kami menyerahkan dokumen yg jatuh pada hari libur nasional Indonesia seperti yg sudah kami ceritakan di atas. Pak Satpam tampak berkeliling dan dengan tegas meminta pengunjung untuk mematikan hp. 

Setelah penantian selama 30 menit yang panjang dan menegangkan itu, akhirnya nomor antrian saya dipanggil ke counter 8 yang khusus untuk "collection". Petugas nya menyampaikan dua amplop, dan mempersilakan saya membuka di belakang. Jika ada yang ingin ditanyakan saya dipersilahkan maju kembali tanpa antri.

Saya duduk di bangku paling belakang (malu kan kalau sampe nangis di bangku depan!), membuka amplop dengan tenang (oh really?) dan Alhamdulillah visa kami berdua di approve.....:) Terimakasih ya Alloh...

Dari pengalaman saya mengajukan visa Australia ini, saya dapat sampaikan bahwa tips nya adalah dokumen yang super lengkap. Sementara mengenai uang yang harus tersedia di rekening tabungan, besarnya adalah Rp 1 juta dikali dengan jumlah hari anda disana (info ini saya dapat dari buku mas Artson, dan sudah saya buktikan kebenarannya).

Jadi anda akan mengajukan visa Australia? Ayo mulai siapkan kelengkapan dokumen anda, dan mari banyak berdoa:) Semoga sukses ya!

Baca juga related post kami tentang planning liburan ke Australia :
Hunting ticket pesawat Jakarta ke MelbourneMencari connecting flight dari Melbourne, Itinerary 12 hari di Australia, Pengalaman buruk dengan ticket promo Garuda Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar

Support by: Informasi Gadget Terbaru - Dewa Chord Gitar | Lirik Lagu - Kebyar Info
Copyright © 2014 Tourism Alternative Design by SHUKAKU4RT - All Rights Reserved