Tourism Alternative

Rumah Betang Konut

https://tourismalternative.blogspot.com/2010/11/rumah-betang-konut.html

Huma Betang atau rumah Betang merupakan rumah yang panjangnya rata-rata 30—150 meter, dengan material hampir seluruhnya terbuat dari kayu dengan resistensi tinggi terhadap cuaca. Tinggi tiangnya mencapai 2—3 meter dari permukaan tanah. Ia dihuni oleh 100—200 orang (Depdikbud 1978). Pada masa lalu, huma betang telah mengemban fungsi ideal sebagai tempat berlindung (shelter) bagi masyarakat suku Dayak. Selain fungsi tersebut, ia juga merupakan sarana pemupukan nilai-nilai budaya komunal dengan ikatan solidaritas dan toleransi yang tinggi bagi sesama penghuninya. Didirikannya huma betang (Kalimantan Tengah) atau lamin (Kalimantan Timur), atau uma dadoq (Kalimantan Barat) secara analitis setidaknya atas dasar naluriah manusiawi manusia akan kebutuhan terhadap rasa aman dari berbagai ancaman eksternal. Ancaman eksternal tersebut berupa serangan binatang buas—untuk itu didirikan agak tinggi, 2—3m, serangan cuaca (banjir), lebih mudah memantau serangan musuh (bdk. Coomans 1987; Depdikbud 1978) (asang dan kayau)
Rumah Betang Merupakan rumah khas suku dayak di Kalimantan Tengah, salah satunya yang masih tersisa yaitu rumah betang di desa Konut, kecamatan Tanah siang, Kabupaten Murung Raya. Untuk menuju desa ini dari kota Puruk Cahu dapat dilalui melalui perjalanan darat sejauh 10 km melalui jalan yang berkelok-kelok dan kebanyakannya menanjak dengan jalan yang banyak berlobang alias masih rusak.Rumah Betang ini dihuni oleh sekitar 10 kk, menurut seorang ibu penghuni rumah tersebut sudah berusia ratusan tahun, namun sudah mengalami beberapa kali perbaikan, namun sebagian bangunan yang masih ada seperti tiang rumah yang terbuat dari kayu ulin. Mereka yang tinggal di sana adalah warga dayak siang, namun seiring perkembangan waktu anak cucu mereka mulai tinggal di rumah betang membuat rumah sehingga desa konut bertambah besar disamping juga para pendatang yang tinggal menetap disana.
Masyarakat di sana sangat ramah terhadap para pendangan sehingga sangat nyaman untuk berbincang-bencang dengan mereka, kalau ingin meneruskan perjalanan sedikit ada sebuah balai Diklat yang didirikan di sebuah puncak bukit sehingga pemandangannya sangat luas, dikejauhan terlihat Kota Puruk Cahu dan Sungai barito sehingga tak salah pemerintah membuat tempat untuk bersantai disana.
Dilanjutkan sedikit ada desa yang bernama Kalahari 1,2 dan 3 di desa ini ada objek yang bisa dilihat bagi wisatawan yaitu banyaknya tiang yang disebut "Torah/Pantar", ini adalah monumen yang didirikan setiap ada acara kematian atau perkawinan, walaupun di desa Konut juga ada namun tak sebanyak di desa Kalahai ini, kaena hampir di setiap rumah penduduk asli ada tiang tersebut, ukiran di pucaknya pun bermacam-macam, dari yang biasa sampai kepala Burung.
Mudah-mudahan kedepannya pemerintah membenahi semua fasilitan yang berkaitan seperti yang terpenting yaitu jalan, pada umumnya masyarakat jarang memakai motor metic, bahkan ketika saya ke sana mamakai Mio Soul ada penduduk yang bertanya kuat aja ya ke sini katanya, begitu juga dengan mobil kebanyakan yang double gardan atau 4x4. Disamping jalannya yang rusak juga medan yang berat kebanyakan naik turun dan tikungan, jarang ditemui jalan yang lurus.
Untuk Foto-foto bisa dilihat di klik di sini.


Rumah Betang Konut, Pada: 03.25

0 komentar:

Posting Komentar

Support by: Informasi Gadget Terbaru - Dewa Chord Gitar | Lirik Lagu - Kebyar Info
Copyright © 2014 Tourism Alternative Design by SHUKAKU4RT - All Rights Reserved