Tourism Alternative

Bis dari Pontianak ke Kuching

https://tourismalternative.blogspot.com/2013/07/bis-dari-pontianak-ke-kuching.html


Untuk cerita kali ini, ijinkan saya menulis dalam bahasa Indonesia ya, karena posting ini bertujuan sharing pengalaman perjalanan naik bis dari Pontianak ke Kuching. Siapa tau ada our Indonesian blog readers yang mau backpacking ke Kuching melalui Pontianak.

Liburan ke Kuching ini berawal dari iseng ajak temen yang ikut business trip ke Pontianak. Ga disangka 4 orang berminat dan kami sepakat pergi dari Pontianak Jumat malam naik bis, pulang kembali ke Pontianak menggunakan MASwings. Awalnya agak ragu juga naik bis malam selama 10 jam, tapi karena MASwings hanya terbang pagi hari dari Pontianak, dan hari Jumat kami masih kerja, kami pun memilih bis. Kami pikir kalau pergi Sabtu pagi, waktu kami di Kuching akan teralu singkat.

Jumat malam, kami sudah stay tune di kantor bis SJS. Sebetulnya banyak bis lain yang melayani rute Pontianak ke Kuching ini, misalnya Damri dan EVA. Kami dibantu oleh teman kami di Pontianak Venicia Febrianti, untuk membeli ticket bis. Veni membelikan kami ticket bis SJS dan ternyata merupakan pilihan yang tepat, karena bis SJS yang kami naiki hanya berisi 9 penumpang. 

bis SJS tujuan Kuching


Ada dua macam bis SJS yaitu executive (36 seat) dan super executive (19 seat). Kami memilih bis super executive seharga Rp 220.000/person dan mendapatkan bis dengan tempat duduk 2-1, leg room yang luas, tempat duduk yang empuk dan bis yang dingin. Oya, untuk yang ingin lebih murah, bisa naik bis executive seharga Rp 165.000 per orang. Melihat keadaan bis, kami yakin sekali bisa menikmati perjalanan malam itu, sampai kami merasakan bis kami oleng.

Iya..bis kami oleng ke kiri dan kanan menerjang jalanan berlubang nan banjir! Kami yang baru saja mencoba tidur, terbangun mendengar kehebohan supir dan sang asisten menerjang banjir. Setelah melewati area itu, kami pun tertidur kembali sampai terdengar suara terikan sang supir. Kali ini supirnya berantem sodara-sodara! 

Kami kembali terbangun dan melihat di depan kami jalanan dari tanah, becek (plus ga ada ojek). Kami lihat jam sudah menunjukan pukul 12 malam, namun banyak sekali mobil dan motor dari arah berlawanan yang menutupi jalan bis kami. Rupanya mereka tidak sabar antri dan mengambil jalur yang berlawanan. Cukup lama kami terjebak di area itu, setelah pertengkaran usai, bis kami bisa melaju di jalan sempit dan berlubang sebesar kolam. This is serious! 

Saya sedih sekali betapa pembangunan di negeri ini tidak merata. Sehari sebelumnya saya melakukan business trip dari Pontianak ke Singkawang dengan jalan super mulus. Namun jalan yang saya lalui dengan bis malam itu, tidak layak disebut sebagai jalan, melainkan kubangan! Kalau Pemerintah Pusat tidak percaya dengan deskripsi saya, coba deh naik bis dari Pontianak ke Kuching. Daerah dengan kerusakan jalan terparah itu di sekitar Tayan. Semoga saja ada pegawai Departemen PU yang membaca tulisan ini dan tergerak memperbaiki jalan di sana. Sayang memang saya tidak sempat foto, tapi memang susah untuk mengambil gambar karena bisnya oleng terus.

Bis kami berhenti sekitar pukul 1 pagi di restoran Roda Minang. Saya lihat banyak yang makan malam itu, sementara supir saya sibuk curhat kepada sesama supir bis pertengkaran yang baru ia alami. Saya sih udah hilang nafsu makan, tapi saya tetap turun untuk toilet break dan foto-foto:p

pemberhentian bis dini hari di restoran Roda Minang

Setelah istirahat, bis kami melaju kembali meneruskan perjalanan ke Entikong. Saya sempat comment ke Veni, daripada bis kosong, lebih baik bis-bis dari Pontianak ini digilir saja harinya. Kan sayang buang-buang bbm. Seperti bis saya yang hanya 9 orang, saya ga yakin apakah bisa menutup biaya operasionalnya? Ditambah lagi banyaknya bis dijalan rusak membuat kemacetan bertambah panjang.

Kami sampai juga di Entikong jam 3.30 am, dan Pak Supir meminta kami tunggu di bis dulu hingga pintu perbatasan dibuka. Sekitar jam 5 kurang 15 menit, kami dibangunkan dan diminta turun semua menuju gerbang.


menunggu gerbang dibuka

Weekend kali itu bukan long weekend, sehingga antrian imigrasi tidak panjang. Proses pemeriksaan passport pun berjalan lancar. Kami sempat toilet break di area pemeriksaan imigrasi Indonesia, omg kondisi toilet mengenaskan. Jadi dari pengelaman saya, lebih baik menunggu hingga tiba di kawasan imigrasi Malaysia.

Setelah cap passport di imigrasi Indonesia, kami terus berjalan dan menemukan gerbang lainnya yaitu pos pemeriksaan imigrasi Malaysia. Kami pun kembali antri di sana, sementara bis melewati gerbang khusus kendaraan dan menunggu semua penumpang. Saya orang Indonesia asli 100% dan mencintai Indonesia sepenuh hati, tapi saya harus jujur, dari kantor Imigrasi kedua negara ini saja sudah terlihat jelas yang terawat dan tidak terawat!

bis yang menunggu penumpang di perbatasan Malaysia

Sekitar jam 7.30 waktu Malaysia, pemeriksaan passport sudah kami lalui. Kami membawa backpack kami turun dari bis, tidak ada pemeriksaan sama sekali atas barang yang kami bawa turun loh. Hmmm...aneh juga ya.

Kami melanjutkan perjalanan ke kota Kuching yang masih 1,5 jam dari perbatasan. Begitu masuk Malaysia kami disuguhi jalan mulus beraspal, tidak ada yang rusak sama sekali. Kabut di pagi hari itu menambah kekaguman kami.

one beautiful morning, picture was taken by Nursehan The


Mendekati kota Kuching mulai terlihat jalan yang lebih besar lagi..

memasuki kota Kuching, picture was taken by Nursehan The

Sekitar pukul 9 pagi, kami tiba di Kuching Sentral, sebuah terminal bis yang megah dan bersih. Di sana kami melanjutkan perjalan ke Lime Tree Hotel menggunakan metered taxi, dengan voucher resmi yang kami beli di taxi counter.

terminal bis yang super nyaman

Akhirnya kami tiba kurang lebih sama dengan kedatangan MASwing yang berangkat pagi itu dari Pontianak ke Kuching. Ada sedikit penyesalan kenapa kami tidak memilih pesawat saja daripada harus melalui one scary night on the bus. Tapi on the second thought, ada baiknya juga kami mengalami hal ini, sehingga kami tau betapa parahnya keadaan jalan rute Pontianak ke Kuching.

Semoga tulisan ini menjadi perhatian Pemerintah Indonesia untuk segera mengambil tindakan memperbaiki keadaan jalan di sana. We are a big nation, I believe we can do it.



written on July 12, 2013

0 komentar:

Posting Komentar

Support by: Informasi Gadget Terbaru - Dewa Chord Gitar | Lirik Lagu - Kebyar Info
Copyright © 2014 Tourism Alternative Design by SHUKAKU4RT - All Rights Reserved