Selain melihat Orangutan, biasanya wisatawan asing yang datang kesini juga mau melihat berbagai tanaman khas hutan tropis, mereka rela berlelah-lelah trekking kedalam hutan hanya untuk melihat flora yang tidak bisa mereka temui di negara mereka yang mempunyai empat musim.
Kantong Semar adalah salah satu flora yang dapat dengan mudah kita temui ketika trekking menuju lokasi feeding Orangutan, keunikan tumbuhan dengan nama Neperthes Ampullaria ini adalah bentuknya yang seperti kantong berisi air dengan tutup kecil diatasnya. Dan kantong semar ini ternyata adalah tumbuhan karnivora, tutupnya yang seperti sayap membantu serangga seperti semut atau nyamuk untuk masuk ke dalam kantongnya yang berisi air.
Neperthes jenis ini biasanya banyak ditemukan di tempat dengan kelembaban tinggi dan cahaya dengan tingkat menengah hingga tinggi. Ada yang tumbuh merambat di atas tanah ada juga yang tumbuh tinggi dengan cara merambat tanaman lain. Makanya di samping tempat feeding di Pondok Tangui kita bisa menemukannya di semak-semak, namun kita juga melihatnya di trek menuju tempat berkumpulnya Orangutan tersebut.
Seperti biasanya di hutan yang terlidung dari sinar matahari, kita juga bisa dengan mudah menemukan lumut yang menempel di akar ataupun tumbuhan. Kelompok vegetasi kecil ini tumbuh di tempat yang lembab atau perairan. Biasanya pada tingkat kelembaban yang tinggi lumut bisa menutupi permukaan benda yang ditempelinya. Di dalam kita juga bisa menemukan lumat yang biasanya menempel di dinding atau dasar sungai dan danau.
Bagi orang yang sedang tersesat di hutan dan kekurangan air lumut bisa menjadi sumber untuk mendapatkan air, tinggal ambil lumut yang melekat di batang pohon dan diperas hingga mengeluarkan air. Tunggulah beberapa saat hingga kotorannya mengendap atau bisa juga dengan cara disaring sehingga airnya bersih dan siap untuk diminum.
Tumbuhan menempel lainya di kawasan TNTP yang bersimbiosis mutualisme dengan inang yang dihinggapinya adalah jamur, di pohon-pohon yang sudah ditebang kita bisa menemukannya dengan mudah. Di Kalimantan tengah Jamur yang disebut dengan Kulat merupakan salah satu tamanan hutan yang banyak di konsumsi. Namun kita harus hati-hati karena jamur banyak jenisnya, ada yang bisa dimakan dan ada juga yang beracun.
Cara reproduksijamur juga bermacam-macam, ada yang dengan cara vegetatif dan ada juga dengan cara generatif. Tubuh jamur terbuat dari benang-benang hifa yang membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut meselium. Melalui hifa dan miseliumnya itulah jamur memperolah makanannya dan kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen.
Tumbuhan-tumbuhan di atas bisa kita temukan dengan mudah ketika dalam perjalanan menuju lokasi feeding, bagi yang ingin melihat lebih banyak jenis tumbuhan lain bisa trekking lebih jauh ke dalam hutan, tentunya harus didampingi oleh Ranger yang mengenal dengan baik kawasan ini agar tidak tersesat di hutan.
Happy Responsible Travel!
Indra Setiawan (follow @bpborneo )
0 komentar:
Posting Komentar