Tourism Alternative

(Raja Ampat #2) Saleo, Berasa Bagai di Rumah Sendiri

https://tourismalternative.blogspot.com/2012/10/raja-ampat-2-saleo-berasa-bagai-di.html

Baca cerita sebelumnya di sini.
Tak lama setelah hujan reda Pak Alwi datang ke penginapan, dan kita langsung menuju Saleo sebagai tujuan saya selanjutnya, sesuai informasi yang saya dapat dari Infobackpacker bahwa untuk menuju Saleo kita bisa naik ojek dengan tarif Rp. 50.000.
Perjalanan ditempuh sekitar 30 menit melewati jalan yang baru diaspal, namun ternyata jalan beraspal tersebut berakhir di bandara baru yang katanya hanya pernah dua kali disinggahi oleh Pesawat, pertama ketika peresmian dan kedua ketika ada Mentri datang. Sehabis itu jalannya hanya jalan yang diperkeras dengan batu-batu.
Ikan dan Karang di Saleo
Tak ada papan nama atau tulisan bahwa ada tempat yang indah di sini, benar-benar masih tersembunyi, namun ternyata ketika saya datang ada banyak orang disitu yang ternyata kedatangan saya bertepatan dengan hari minggu sehingga banyak masyarakat yang piknik disana. Dan semua pantai di Raja Ampat masuknya gratis tidak dipungut bayaran, mungkin kalaupun ada yang menarik bayaran pasti tidak ada yang mau kesana karena dimana-mana ada pantai Indah.
Ka Inyong in Action
Me Too :-)
Langsung bertemu dengan pemilik Homestay ternyata informasi berbeda dengan di majalah, Tarif permalamnya adalah Rp. 250.000 termasuk makan 3 kali sehari. Dan kebetulan hanya ada saya sendiri yang menjadi tamu disana, namun pemiliknya Ka Inyong sangat ramah dan baik, saya ditunjukan foto-foto keindahan Raja Ampat. Bahkan dilayani dengan baik sebagai tamu dan sebagai teman.
Setelah istirahat sebentar sayapun langsung nyebur ke spot snorkeling yang ada di depan Homestay, ditemani Ka Inyong kita menyisir dari ujung pantai hingga ke arah barat. Terumbu karang di sini lumayan bagus, namun banyak juga yang rusak. Tak terasa sudah terlalu jauh kita bersnorkeling hingga habis jejeran pantai di di Saleo, dan akhirnya kita kembali pulang dengan meyusuri pantai yang sedang berlangit biru hingga kembali ke Homestay.
Bunga Karang di Saleo
Pantai Saleo
Ternyata setelah kembali ada lagi rombongan yang datang dan mereka rombongan yang saya temui di kapal penyebrangan ke Waisai kemaren, ketika mau mandi saya diajak untuk gabung dengan mereka untuk nyewa perahunya namun saya sudah terlanjur membooking dengan pamannya Ka inyong, padahal jauh bisa lebih hemat saya hanya menambah sekitar Rp. 300.000. Namun kerena sudah terlanjur berjanji dan membatalkan janji merupakan hal yang berat kerena hubungan baik dengan manusia lebih bernilai daripada uang.
Ternyata yang sebelumnya tempat menginap tim Infobackpacker di rumah yang bergabung dengan tempat tinggal Ka Inyong, sedangkan tempat saya tinggal ini baru dibuat. Seperti homestay pada umumnya di Raja ampat yang berdinding daun dan juga beratap daun, hanya fasilitas didalam yang membedakan dan yang ini termasuk yang palih murah dengan Rp. 250.000 per malamnya, sedangkan di pulau-pulau yang resortnya jutaan walau terbuat dari bahan alami namun dalamnya sangat mewah.
Homesyat tempat saya tinggal
Baru satu bangunan homestay yang telah dibangun di tempat ini, di sampingnya masih berbentuk kerangka dalam proses pembangunan. Rencananya akan dibangun sampai  4 pondokan homestay disini kata Ka Inyong, satu pondokan homestay bisa menampung 4 kasur, bisa diisi lebih banyak orang jika mau. Sedangkan waktu itu saya sendiri dan saya seperti penyewa sendiri homestay dan seluruh pantai disini. Selain saya hanya ada Ka Inyong dan ibunya, kebetulan istrinya dan Pak Amat sedang ke Sorong karena ada keperluan.
Garis pantai Saleo lumayan panjang, namun tidak terlalu lebar ketika saya datang ke sana, kata Pak Amat dulunya pantai ini sangat luat ke arah laut namun sekarang semakin terkikis abrasi, mungkin akibat penambangan pasir illegal yang tak jauh dari situ, lautnya yang tenang merupakan tempat yang pas untuk bermain di laut maupun untuk snorkeling dengan terumbu karangnya yang bahkan lebih panjang daripada garis pantai sendiri.
Pantai dan pantai lagi
Bahkan tempatnya sangat strategis, tak jauh kelihatan Pulau Saonek yang hanya ditempuh sekitar 20 menit penyebrangan. Ke arah Teluk Kabui, Pulau Mansuar dan terdekatnya lebih dekat daripada dari pada Waisai. Bagi yang tidak membawa alat untuk snorkeling juga disewakan disini, bagi para diver juga bisa karena tempat ini sudah berafiliasi dengan dive centre yang ada di Raja Ampat.
Saya menghabiskan 3 hari di Saleo, hari kedua full day keliling Teluk  Kabui dan sekitarnya kemudian malamnya ikut bergabung dengan rombongan Kapolres yang ternyata sedang camping bakar ikan di Saleo, Hari terakhir Bird Waching melihat Cendrawasih dan berkeliling di desa Saporkren hingga siangnya menyempatkan ke jalan dan snorkeling di Waiwo sebelum menyebrang ke Pulau Saonek. Semuanya akan saya ceritakan satu persatu dalam postingan yang berbeda.
(BERSAMBUNG)

0 komentar:

Posting Komentar

Support by: Informasi Gadget Terbaru - Dewa Chord Gitar | Lirik Lagu - Kebyar Info
Copyright © 2014 Tourism Alternative Design by SHUKAKU4RT - All Rights Reserved