Finally rene found the notes I wrote regarding my pilgrimage journey to Mecca back in February 2003. It had been my dream to go to Mecca for a long time, and Alloh had given me the opportunity to do my pilgrimage with my lovely mom.
In this last week of Ramadhan, please let me share my journey with you. The best journey ever in my life.
Alhamdulillah pesawat Saudi Airline yang membawa
jemaah haji Kloter 44 JKS, tiba di Cengkareng hari
Senin 10 Maret 2003, jam 11 malam. Setelah mengumpulkan
barang-barang, kami yang tergabung dalam rombongan
KBIH Yayasan Assalam Bdg dengan jumlah total 95 orang
langsung ke Bandung dan Alhamdulillah dapat berkumpul
bersama keluarga kembali..
1. Tiba di Jeddah
Tgl 30 Jan '03, Alhamdulillah kami tiba di King Abdul
Aziz Airport-Jeddah dini hari. Mulailah perjalanan
ibadah haji, dan berarti dimulainya "sekolah
kesabaran"..setelah menunggu 2 jam untuk proses
pengecekan paspor, kami duduk-duduk menunggu tibanya
solat subuh. Tentu saja kami harus berganti baju
dengan baju ihram karena kami mengambil miqat dari
airport. Pria hanya mengenakan 2 kain putih tanpa
pakaian dalam, sedangkan wanita menutup semua bagian
tubuh kecuali muka dan telapak tangan..pengalaman
antri untuk mandi sunat ihram di WC airport jeddah,
menjadi pengalaman yang tidak terlupakan..Ada 3 kloter
yang masih menunggu di Jeddah. Satu kloter itu sekitar
450 orang. Sedangkan WC wanitanya yang ada hanya
sekitar 15 WC. Setelah antri lamaaaa sekali..kami
masuk ke kamar mandi..dan maaf jorok sekali..
...Astagfirullah...sabar
Setelah mandi sunat, dan solat subuh, kami
melaksanakan solat sunat ihram 2 rakaat dan membaca
niat ihram. Semenjak dibacanya niat, kami sudah dalam
keadaan Ihram, tidak boleh rofas(berkata kotor),tidak
boleh marah, tidak boleh membunuh binatang,dan untuk
wanita tidak boleh menutupi muka..
Dalam keadaan Ihram pertama kalinya seumur hidup,
rasanya takut sekali..takut berbuat salah..
Kami menunggu sampai jam 9 pagi dan akhirnya kami
diberangkatkan ke Mekkah. Saya acungkan jempol untuk
pemerintah Saudi karena pemberian makanan dan minuman
yang tiada hentinya pada saat pertma kami datang..
2. First days in Makkah
"Ya Allah, kami datang memenuhi panggilan-Mu.."
Talbiyah terus kami kumandangkan selama perjalanan
Jeddah-Mekkah. Alhamdulillah setelah 1,5 jam kami
sampai di depan Maktab. Maktab saya ada di daerah
Jarwal, kurang lebih 2,5 km dari Masjidil Haram. Cukup
jauh memang, tetapi keadaannya sangat cozy. Satu kamar
kami berenam, ada kipas angin, ada AC. Kamar mandi pun
tersedia air panas..Alhamdulillah..Gedungnya terdiri
dari 10 lantai..di setiap lantai ada 3 dapur, dan di
lantai 10 terdapat tempat jemuran yang sangat luas.
Ujian pertama di Mekkah adalah saat penurunan barang.
Koper kami semua dilempar dengan seenaknya oleh kuli
yang berkulit hitam, ada orang Somalia, Sudan..yang
memang datang khusus mencari part time job di musim
haji. Bukan hanya itu, mereka memasukkan koper ke
dalam lift dan mengeluarkannya sesuka mereka di lantai
berapa saja..Disinilah saya berpikir, seharusnya kita
pergi haji selagi muda, saya tidak tega melihat
bapak-ibu yang sudah tua menyeret koper2 nya...tapi
apa daya, tenaga saya pun terkuras mencari koper saya
dan mamah..Alhamdulillah koper saya keluar di lantai 9,
sesuai dengan lantai saya, tinggallah koper mamah yang
belum ketemu. Saya mencarinya dari lantai ke
lantai..akhirnya baru saya temukan di lantai
8..rasanya badan sudah remuk...tapi
Alhamdulillah..semua sudah beres..
Setelah kami beres2 ala kadarnya, kami satu rombongan
berjalan kaki ke Masjidil Haram. Jalannya menanjak,dan
ditempuh dalam waktu 30 menit..akhirnya mesjid agung
itu ada di hadapan saya..Subhanallah..kesan pertama
yang saya dapat megah sekali...
Telah banyak orang yang memberi tahu saya kita pasti
menangis melihat Kabah untuk pertama kali..dan betul
saja..ketika kami masuk dan dari kejauhan tampak
Kabah..Subhanallah, rasanya mimpi bisa berada di
Masjidil Haram. Sampai satu minggu saya di sana, saya
belum mempercayai keberadaaan saya di sana, sholat
dekat sekali dengan Kabah..rasanya nikmat sekali...
Kali pertama dengan mengenakan baju ihram, kami
langsung melakukan umrah wajib. Tawaf pertama kalinya,
rasanya berat sekali. Begitu banyak orang yang
melakukan tawaf, dan kami mengusahakan agar tetap
berada dalam satu rombongan sehingga kami hanya
tinggal mengulang apa yang dibacakan pembimbing kami
untuk doa tawaf setiap kali putarannya..Alhamdulillah,
tawaf bisa diselesaikan walau agak lama yaitu 1 jam..
Setelah itu kami langsung Sai..bolak balik antara
bukit Shofa dan Marwah sebanyak 7 kali...saya
membayangkan dulu perjuangan Siti Hajar mencari air
untuk Ismail..tanpa beralaskan kaki berjalan di gurun
pasir dari satu bukit ke bukit lain..tapi sekarang
tempat tawaf sudah merupakan bagian dari Masjidil
Haram, ruangan tertutup dan diberi AC..berbeda dengan
Tawaf, Sai lebih kosong tetapi karena jaraknya jauh,
terasa lebih pegel..tapi Alhamdulillah sai pertama
kali telah selesai, dan Umrah Wajib kami berakhir
setelah kami mengadakan tahalul..pemotongan rambut 3
helai dan mengakhiri keadaan Ihram kami..ketentuan
Ihram tidak berlaku lagi..
3. Zamzam
Sumur Zamzam asli yang berada di Masjidil Haram
merupakan salah satu tempat favorit saya. Setiap kali
kesitu, saya selalu menyempatkan diri untuk
wudhu..rasanya segar sekali. Sumur zamzam untuk pria
dan wanita dipisah, sehingga kita bebas membuka mukena
dan membasahi rambut. Tetapi entah kenapa setiap kali
di sumur zamzam, selalu botol minum yang saya telah
isi diminta orang. Saya memang pernah membaca bahwa di
Arab, persahabatan dilambangkan dengan air. Kita tidak
boleh jijik minum dari botol yang sama dengan orang
lain, dan apabila ada yang minta minum, selalu harus
diberi. Saya sangat terkesan ketika membaca tulisan
itu...dan akhirnya Allah betul-betul menunjukkan hal
tsb. Selama di Mekkah sebelum ke Arafah, setiap kali
saya mengisi botol, yang mana untuk mengisinya saja
kita harus berdesak-desakan dan rebutan kran air,
selalu ada yang mencolek saya minta botol. Dan ada
yang minum dari botol itu, atau ada yang
mempergunakannya untuk mencuci kaki..setiap kali
kejadian yang saya pikirkan apa makna dari kejadian
ini? Akhirnya saya pikir mungkin saya selama ini
kurang memberi minum kepada orang lain..
Zamzam ada dimana-mana...di setiap penjuru Masjidil
Haram maupun Masjid Nabawi terdapat gentong-gentong
zamzam dilengkapi dengan gelas plastik..kebanyakan
tersedia zamzam dingin, penyebab utama batuk para
jemaah haji..sedangkan untuk zamzam yang tidak dingin
dibedakan dengan tulisan arab hijau yang ada di
bagian atas setiap gentong..
notes: sumur zamzam di Masjidil Haram yang saya ceritakan disini, saat ini sayangnya sudah tidak ada lagi
~to be continued~
posted on August 16, 2012
0 komentar:
Posting Komentar