Tourism Alternative

Tamu Pertama di Penginapan Selvia Biduk-biduk

http://tourismalternative.blogspot.com/2013/07/tamu-pertama-di-penginapan-selvia-biduk.html

                  Belum juga sampai ke Biduk-biduk saya sudah banyak diceritakan oleh sopir travel yang saya naiki dari Berau tentang penginapan ini, milik seorang guru yang masih belum menikah, warnanya pink, sesuai jiwa pemiliknya yang seorang perempuan. Umurnya masih muda, bahkan hanya berbeda 11 hari dari tanggal lahir saya menurut ibunya.

                Biduk-biduk nama kecamatan sekaligus desa di Kalimantan Timur yang akan saya tuju, di sinilah kita akan menemukan sebuah danau yang katanya seperti cermin, memiliki dua macam rasa di dalamnya, tawar dan asin.
Anak Pantai di Biduk-biduk
                  Menunggu dari jam 11 pagi datangnya saya dari Derawan akhirnya travelnya baru berangkat sehabis magrib. Memang biasanya travel yang berjenis mobil Avanza atau Xenia ini akan berangkat ketika penumpang sudah penuh, namun ketika ditunggu sampai sore penumpang tidak juga bertambah, hanya ada kami bertiga. Akhirnya kami memutuskan untuk menambah kekurangan dengan patungan dan berangkatlah kita menuju Biduk-biduk.
All about Pink
                 Pukul 1 malam akhirnya kami tiba di tempat tujuan, untunglah ibu pemilik penginapan ini saudara dari supir travel yang saya naiki, jadi tidak perlu sungkan untuk mengetuk pintu di tengah malam yang sepi.

                 Entah bagaimana jadinya kalau saya menolak tawaran Pak Darwis, tak terbayangkan harus mengetuk dari satu penginapan ke penginapan lainnya untuk mencari harga yang termurah di tengah malam. Itu juga kalau mereka mau membuka pintu malam-malam.
Sunrise di depan Penginapan
                  Deburan ombak dan hembusan angin pantai membuat saya terbangun esok harinya. Sinar matahari tampak keluar malu-malu diantara awan yang menggelanyut mendung di ufuk timur. Posisi penginapan yang yang langsung berhadapan dengan pantai dan mengarah ke timur membuat saya tak perlu jauh-jauh untuk menikmati sunrise, cukup duduk di depan teras rumah saja.

                   Sebagai tamu pertama di Penginapan yang baru diresmikan dua hari sebelumnya tentunya saya mendapat keistimewaan, harga yang aslinya Rp. 175.000 di diskon menjadi Rp. 135.000. Namun walau mendapat diskon fasilitas tetap tidak kurangi. Sebenarnya juga ada yang tanpa AC namun masih belum jadi.
Kamar single bed
Kamar double bed
                Dari total 9 kamar yang ada baru 5 kamar yang jadi, sisanya 4 kamar masih dikerjakan oleh tukang yang datangnya makin jarang karena sedang ada acara pertandingan bola antar kampung di desa Teluk Sulaiman.

                 Ketika menanyakan dengan ibunya Evi dimana warung terdekat untuk sarapan, dia menjawab.

" Di sebelah sana ada, disebelah sana dekat puskesmas juga ada".
"Sekarang sudah buka ya bu?" tanya saya lagi.
"Kalau sarapan di sini aja dek."
"Oh ya?? dapat sarapan ya bu?"
"Iya dapat..tapi sabar dulu ya, ikan-nya masih dibakar sama bapak."

                 Wih, ternyata dapat sarapan, ikan bakar lagi, kalau biasanya di hotel-hotel kalau sarapan cuma roti atau paling banter nasi goreng di sini langsung makan ikan. Dan yang lebih mengejutkan lagi ternyata ikannya segede telapak tangan, makan tanpa nasi saja kayak nya sudah membuat kenyang, apalagi ditambah sambel kecap sebagai temannya, membuat sarapan saya menjadi makan pagi yang kenyang.
Danau Labuan Cermin
                Tak hanya sampai disitu, ketika saya mau ke Danau Labuan Cermin ibunya juga bilang “Nanti kalau mau jalan-jalan pakai aja motor di depan, kalau mau pakai sepeda juga ada di dalam.” Ungkapan “Tamu adalah Keluarga” tampaknya ungkapan yang tepat saya ungkapkan di penginapan ini.

                 Bagi pencinta pantai desa ini merupakan tempat yang wajib untuk dikunjungi, di sepanjang desa kita bisa menemukan pantai berpasir putih yang lengkap dengan pohon kelapa sebagai aksesoris nya  Di sepanjang pantai ini kita bebas untuk bermain tanpa ada yang memungut bayaran karena memang tidak dikelola oleh masyarakat setempat.
Pantai di depan penginapan
             Begitu juga di depan penginapan “Selvia” ini, kita hanya perlu menyeberangi jalan aspal selebar 4 meter untuk bisa menginjakkan kaki di pasir pantai yang lembut. Rencananya di depan sini juga akan dibangun juga gazebo untuk para tamu bersantai, walau sayang beberapa pohon kelapa yang berada di lokasi juga ikut ditebang.

              Berbekal hammock yang saya bawa dan diikatkan ke pohon kelapa saya pun menikmati waktu bersantai menghabiskan siang bersama anak-anak kecil yang begitu antusias untuk mengajak saya bermain. Menjelang sore kelapa muda menjadi teman kami sambil berbincang-bincang dan bercerita bersama keluarga Bu Hadrah dan tetangga, sayangnya saya tidak bisa berjumpa dengan anaknya, pemilik penginapan yang sedang ujian di kota Samarinda. 
Penginapan Selvia
                Dua hari di sini merupakan waktu dimana saya bisa lebih enjoy dibandingkan dengan dua hari sebelumnya di Derawan, saya memang tipe orang yang lebih suka menikmati destinasi dengan bermalas-malasan daripada mendatangi banyak tempat dengan terburu-buru.

                Hujan mengguyur dengan deras nya ketika saya akan meninggalkan tempat ini untuk kembali ke Samarinda keesokan harinya. Sebelum berangkat si ibu masih sempat berpesan,
“Jangan lupa balik ke sini lagi dek”

Contact:
Penginapan Selvia
Hp: 081258802020 / 081347838155
Alamat: Jl. Majabah Rt. 4 Biduk-biduk, Kab. Berau, Kalimantan Timur

Happy Responsible Travel!

0 komentar:

Posting Komentar

Support by: Informasi Gadget Terbaru - Dewa Chord Gitar | Lirik Lagu - Kebyar Info
Copyright © 2014 Tourism Alternative Design by SHUKAKU4RT - All Rights Reserved