Tourism Alternative

Paser Buen Kesong, Paser Berhati Baik

http://tourismalternative.blogspot.com/2011/08/paser-buen-kesong-paser-berhati-baik.html


Jalan-jalan gratis, siapa yang nolak sih apalagi di bayar…mungkin itu yang terpikirkan dalam benak kita ketika ditawarkan untuk pergi ke suatu tempat yang belum ernah kita kunjngi sebelumnya, kecuali bagi orang yang tidak beani untuk kemana-mana, tapi jaman sekarang apa sih yang di takutkan untuk jalan-jalan keluar daerah. Di mana-mana sudah rame, walau jalan sendiri dari pengalaman saya yang masih sdikit selama ini kita pasti menemukan teman di tempat tujuan, apalagi masyarakat  tempat tujuan mereka akan menerima kita dengan baik asal kita juga berlaku baik dan sopan dengan mereka.
Kali ini saya diminta untuk memoto acara perkawinan teman saya di Tanah Grogot, dengan transport PP di bayarin siapa sih yang nlak, saya langsung iyakan. Bersama dua orang teman kami berangkat ke Kalimantan Timur, dan ternyata  satu mobil dengan pengantin prianya.
Hari pertama dan kedua masih belum bisa kemana-mana, karena pada hari pertama juga ikut bantu-bantu untuk persiapan resepsi besok harinya, dari masangin tenda sampai angkat-angkat papan. Bahkan saya sempat di sangka pengantin cowoknya oleh nenek yang akan memandikan kedua calon mempelai,.
Ternyata tradisi memandikan kedua calon pengantin tidak hanya ada di Kalimantan tengah dan selatan, tapi juga dilakukan di Kalimantan timur, mungkin karena masih banyak suku Banjar. Namun di sini tidak di lakukan di belakang rumah, tidak seperti di daerah saya yang dilaksanakan di daerah terbuka dan banyak dihadiri oleh orang-orang, kedua calon mempelai duduk di dalam segi empat yang keempat tiangnya dari tombak dan diikat dengan pohon tebu beserta daunnya, kemudian keempat tobak tadi dihubungkan dengan benang yang dikaitkan di setiap helainya setangkai mayang (Dari pohon pinang). Setelah prosesi selesai maka para penonton akan berebut mayang tadi, konon katanya yang mendapat mayang tadi akan lancar jodohnya.
Hari kedua adalah hari resepsi perkawinan, di sini undangan datang sampai sore, tidak seperti di Kalsel yang hanya sampai tengah hari sudah tidak ada lagi tamu yang datang. Untungnya di sore hari setelah beres-beres ada waktu sebenar untuk mengexplore kota ini, bersama Hasan (Adik dari mempelai) kita mengililingi kota Tanah Grogot. Kita ini bebas dari kemacetan karena disamping jalan yang lebar juga masih jarangnya kendaraan pribadi.
Mesjid Agung Tanah Grogot
Tujuan pertama kita adalah Mesjid Agung Tanah Grogot,  Mesjid yang diberi nama Nurul Falah ini didominasi oleh warna hijau, dengan dua buah menara di bagian kiri kanannya. Memasui bagia dalam mesjid ini saya terkagum-kagum dengan interiornya , seperti mesjid pada umumnya di bagian tengah kita dapat melihat kubahnya yang dikelilingi oleh Kaligrafi dari Al-quran. Bahkan di bagian depanya juga penuh oleh ornamen khas islami, ada sebuah layar LED yang menampilkan tulisan seperti tanggal dan himbawauan untuk mematikan HP di bagian depan juga. Mesjid ini tediri dari tiga lantai, di lantai dua dan tiga masing masing di pojok ada hiasan lampu gantung. Bahkan di mesjid ini disediakan tempat air minum di samping tiang-tiangnya bagi yang haus tinggal ambil gelas dan pencel tombol di tempat air yang berwarna merah ini.
Kemudian kita melanjutkan perjalanan ke sebuah alun alun yang disebut dengan MTQ, mungkin digunakan untuk MTQ sebelumnya, sebuah tanah lapang yang dekelilingi oleh tiang-tiang dan bangunan yang bernafaskan islami, dan lagi-lagi berwarna hijau. Setelah jalan-jalan sebentar di sana kita segera menuju siring di pinggir sungai, di sinilah pusat keramaian di kota Ibu kota Kabupaten Paser ini, setiap sorenya banyak warga yang bersantai disini. Saya menyempatkan untuk membeli pentol  untuk teman bersantai menikmati sore hari di kota berhati baik ini, kenapa saya bilang berhati baik, karena samboyan yang terletak di bagian seberang sungai bertuliskan “Paser Buen Kesong” yang artinya Paser Behat baik. Ada juga yang sedang berlatih kano di sungai yang berarus tidak terlalu deras ini, tak jauh dari siring ini terlihat pembangunan jembatan yang menyeberangi sungai dan lagi-lagi tampaknya berwarna hijau.
Tulisan Paser Buen Kesong di sebrang sungai
Keesokan harinya  kita menuju sebuah air tejun yang bernama “Lampeso”, perjalanan ke sini tidalah mudah, kata harus melalui jalan d tengah perkebunan sawit, kemudian keluar dari perkebunan sawit kita berhadapan dengan jalan yang berbatu-batu, sempat salah jalan satu kali ahirnya setelah melalui jalan yang tampaknya jarang dilalui orang kita sampai di tempat ini.
Air Terjun Lampesu
Hanya ada sebuah sepeda motor yang terparking di tempat ini ketika kita dating, bahkan kita ragu-ragu bahwa ini adalah tujuan kita, makanya saya masuk telebih dahulu untuk menyurvey ke dalam, setelah yakin kita akhirnya masuk dengan motor dan parkir di depan warung yang yang ada isinya karena tampaknya memang tidak ada tempat parker khusus di sini. Bnyak warung-warung kosong dan tak ada satupun yang buka,mungkin hanya pada hari-hari besar pada saat banyak pengunjung warung ini buka.
Sabelum masuk saya bertemu dengan seorang bapak yang duduk di sebuah warung kosong, ketika saya ajak ngobrol ternyata beliali sedang mencari akar kayu yang beguna dan saya lupa apa kegunaannya..hee.. Menyusuri jalan yang ditutupi dedaunan menambah kesan tak terawatnya tempat ini, ada beberapa jembatan juga yang harus kita seberangi dan ada satu jembatan gantung yang rusak dan miring, membuat kita harus berhati-hati untuk melaluinya. Di pinggir jalan banyak pohon-pohon besar serta batu-batu besar seperti ada cerukan di atasnya.
Salah satu sudut Lampeso
Tampaknya tak ada air tejun yang tinggi seperti bayangan saya, hanyalah air yang berarus deras dan memang ada sebuah air terjun namun tadak begitu tinggi, karena masih penasaran saya terus menyusuri jalan yang di semen sampai ke ujung, dan hutan yang makin lebat serta sungai yang berjeram seperti tadi. Akhirnya kita memutuskan untuk beristirahat dan menikmati “air terjun” tadi, dari pada kecewa dengan tujuan yang tidak sesuai dengan akspektasi lebih baik saya menikmatinya. Ternyata di sini saya bertemu saorang teman saya yang juga kuliah di IAIN dan satu angkatan di Diklat KSR, yang lebih menyejutkan dia cuma sendiri kesini dan juga dengan baju koko khasnya.
 Kita para laki-laki segera menceburkan diri di tengah dinginnya air sungai ini, berendam sampai puas dan menyusuri sungai ke arah bawah dan bergelantungan di atas pohon yang menjuntai kearah sungai. Setelah kedinginan karena telalu lama berendam saya segera mengambil camera dan tripod untuk mengabadikan moment di air terjun ini dan taklupa pula moment narsis-narsisan.
Ketika akan meninggalkan tempat ini ternyata ada rombongan yang datang, tampak anak-anak sekolah bersama guru mereka. Untuknya kami sudah pulang, kalau tidak maka tidak akan berasa serasa tempat wisata pribadi..:-)
Foto Keluarga dulu.
Setelah istirahat sebentar kita kembali jalan-jalan, kembali ke alun-aln MTQ karena teman yang lain belum sempat mengunjunginya serta sebuah taman yang banyak bunga yang bernama Taman Putri Saleha, di bagian tengah taman ini ada sebuah air mancur dengan bunga mawar besar di bagian tengahnya. Sebenarnya di dekat taman ini ada sebuah mall yang bernama Kandilo Plaza, namun karena bukan anak mall sayapun kurang tertarik untuk mengunjungnya.
Alun-alun MTQ
Kami menghabiskan waktu dengan bersantai bersantai di siring di tepi sungai, dan tentunya foto-foto narsis adalah hal yang tak boleh dilewatkan, sehingga teman yang asalnya ngambekpun jadi ikut ceria kembali. Di mana saja walau ada acara narsis-narsisan pasti foto saya yang paling sedikit di camera, beginilah nasib yang harus di tanggung oleh seorang yang hobi memoto seperti saya.
Malamharinya kita meniggalkan Kabupten Paser dengan dijemput oleh mobil travel untuk kembali ke Banjarmasin, terima kasih banyak saya ucapkan kepada Raudlah sekeluarga yang telah kami repotkan selama beberapa hari di Provinsi Kalimantan Timur ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Support by: Informasi Gadget Terbaru - Dewa Chord Gitar | Lirik Lagu - Kebyar Info
Copyright © 2014 Tourism Alternative Design by SHUKAKU4RT - All Rights Reserved